Suasana Taman Balaikota Bandung pada Minggu (11/3) lalu nampak ramai dan meriah karena menjadi tempat diselenggarakannya Peringatan Hari Ginjal Sedunia 2018. Acara yang terselenggara atas kerjasama PERNEFRI Korwil Jabar dengan PAPDI Jabar, POGI, FK UNPAD dan RSUP dr. Hasan Sadikin ini diisi dengan senam zumba, pemeriksaan kesehatan gratis, talk show dan door prize. Ratusan peserta kegiatan yang berasal dari berbagai unsur masyarakat seperti ibu-ibu PKK, tenaga kesehatan, Ibu Rumah Tangga dan survivor penyakit ginjal ini nampak memadati area taman yang terletak di bagian selatan Balaikota Bandung ini.
Kabid P2P Dinkes Kota Bandung, dr.Rosye Arosdiani Apip.M.Kom saat membuka kegiatan Peringatan Hari Ginjal Sedunia 2018 mengungkapkan bahwa semakin hari, jumlah penderita penyakit-penyakit tidak menular semakin meningkat. Sekarang ini pola penyakit mengalami pergeseran. Apabila beberapa tahun lalu penyakit infeksi menduduki peringkat tertinggi, maka tidak demikian dengan hari ini dimana angka kejadian penyakit tidak menular seperti penyakit ginjal begitu tinggi.
Dirut RSHS dr. R.Nina Susana Dewi, Sp.PK(K).,M.Kes.,MMRS yang turut memberikan sambutan dalam acara ini mengungkapkan bahwa urutan ke 8 kematian tertinggi pada wanita adalah akibat penyakit ginjal kronis (PGK). Hal ini tentu saja harus dapat meningkatkan awareness kita dengan menghindarinya karena pengobatan untuk penyakit ginjal juga terbilang mahal. Dalam sambutannya, dr. Nina memberikan tips untuk sehat yaitu berolahraga teratur, minum dengan air mineral secukupnya, makan sayur dan buah-buahan, cukup istirahat dan menghindari stress.
Sementara itu, masih dalam rangkaian acara peringatan Hari Ginjal Sedunia, Dr.dr. Ria Bandiara SP.PD-KGH salah satu narasumber talkshow “Ginjal dan Kesehatan Perempuan” mengungkapkan bahwa Hari Ginjal Sedunia (World Kidney Day) wajib diperingati untuk meningkatkan kewaspadaan kita terhadap penyakit ini. Jumlah penderita penyakit ginjal adalah 10% dari total jumlah penduduk di dunia. Di Indonesia sendiri terdapat 70.000 orang yang menjalani cuci darah. “Itulah sebabnya mengapa kita harus memperingati hari Ginjal Sedunia karena agar kita mewaspadai penyakit tersebut sehingga makin banyak orang yang terhindar dari penyakit ini” ungkapnya. Hari Ginjal Sedunia biasanya diperingati setiap hari Kamis minggu ke dua bulan Maret setiap tahunnya. Karena hari Kamis, 8 maret 2018 merupakan Hari Perempuan Internasional maka tema hari Ginjal Sedunia tahun ini bertema “Ginjal dan Kesehatan Perempuan”.
Meski berlangsung singkat, kegiatan ini berhasil mendapat antusiasme masyarakat. Mereka menjejali booth-booth pemeriksaan kesehatan dan tidak sedikit pula yang mengikuti talk show yang yang dipandu oleh dr. Afiatin, Sp.PD-KGH. Acara berakhir pukul 10.00 dengan ditutup oleh doorprize.***