Diabetes melitus adalah kumpulan gejala penyakit yang timbul pada seseorang yang disebabkan oleh adanya peningkatan kadar glukosa darah akibat penurunan sekresi insulin yang dapat dilatar belakangi oleh kerusakan sel beta pankreas dan resistensi insulin [Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (PERKENI)]. Berdasarkan data WHO (2016) pada tahun 2014 terdapat 422 juta orang di dunia menderita diabetes atau prevalensi 8.5% di antara populasi orang dewasa. Di Indonesia, data Riskesdas menunjukkan bahwa terjadi peningkatan prevalensi diabetes di Indonesia dari 5.7% tahun 2007 menjadi 8.5% atau sekitar sekitar 11.2 juta pada tahun 2018. Data International Diabetes Federation (2015) menunjukkan perkiraan jumlah penyandang diabetes di Indonesia diperkirakan sebesar 10 juta. Seperti kondisi di dunia, diabetes kini menjadi salah satu penyebab kematian terbesar di Indonesia. Data Sample Registration Survey tahun 2014 menunjukkan bahwa Diabetes merupakan penyebab kematian terbesar nomor 3 di Indonesia dengan persentase sebesar 6.7%, setelah stroke (21.1%) dan penyakit jantung koroner (12.9%). Bila tidak ditanggulangi, kondisi ini dapat menyebabkan penurunan produktivitas, disabilitias dan kematian dini. (Kemenkes 2016)
Tingginya jumlah penderita DM akan berdampak pada komplikasi DM. DM memiliki 2 komplikasi, yaitu komplikasi akut (hipoglikemi dan diabetik ketoasidosis) dan komplikasi kronis (penyakit makrovaskular dan mikrovaskular), Komplikasi DM dapat mengenai seluruh tubuh jika penderita tidak menangani DM dengan cara yang benar (Sutedjo 2010). Komplikasi pada DM dapat dicegah dengan 5 pilar penatalaksanaan DM yaitu edukasi DM, diet DM yang baik dan seimbang, obat yang sesuai dan teratur, olah raga atau exercise dan pemeriksaan gula darah secara mandiri (Lumenta 2006).
Edukasi DM merupakan pendidikan, latihan, pengetahuan dan terampil dalam pengelolaan & pencegahan DM (Waspadji 2009). Edukasi memberi manfaat penting bagi penderita DM yaitu mendapatkan pengetahuan tentang DM, memiliki kemampuan yang cukup dalam mengenal dan menghadapi gejala dengan tepat, dan dapat menerapkan informasi yang diterima dengan baik dan benar (PERKENI 2015)
Kelangkaan sarana pelayanan kesehatan, kurangnya akses terhadap ahli medis yang dibutuhkan, dan sedikit sistem informasi elektronik yang tersedia merupakan penyebab ketidakberhasilan edukasi pada penderita DM (Sadowski et al. 2012). Dalam mengurangi kendala terhadap akses pelayanan kesehatan, penggunaan terhadap teknologi baru, seperti penggunaan perangkat seluler (smartphone) memberikan banyak manfaat dalam proses intervensi terhadap pengetahuan bagi penderita DM (Forjuoh 2014).
Penelitian mengenai intervensi pendidikan gizi terhadap penderita diabetes di Indonesia melalui penerapan aplikasi pada smartphone berbasis android masih terbatas, bahkan belum ada. Selama ini aplikasi pada smartphone berbasis android hanya membahas mengenai diabetes melitus secara umum saja dan belum ada aplikasi yang membahas dan mengatur diet diabetes melitus secara khusus.
Maka perlu program edukasi diet DM berbasis android terhadap perilaku (pengetahuan, sikap dan praktik) makan. Program edukasi diet DM ini merupakan pengembangan program edukasi yang awalnya berbasis excel yang diperuntukkan bagi ahli gizi dalam melaksanakan konsultasi gizi. Penelitian program edukasi diet tersebut berbasis android dan diperuntukkan bagi diabetisi dalam meningkatkan pengetahuan terhadap diabetes dan pengaturan makanan.
Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, saat ini telah diciptakan suatu software yang diaplikasikan pada mobile phone (smart phone) yang dapat digunakan untuk memberikan informasi mengenai pengaturan makanan untuk pasien DM. Sofware ini dikembangkan oleh PERSADIA Unit Kegiatan ESHAKA, PERSADIA Wilayah Jawa Barat Seksi Nutrisi dan Tim SIRS RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung. Beberapa tahun yang lalu di buat aplikasi ponsel berbasis Android yang diberi nama Sabrina Processor. Bagi penderita diabetes, aplikasi ini akan sangat membantu pengaturan makanan keseharian diabetisi. Untuk lebih mengenalkan kemasyarakat dan masuk ke Google Play diberi nama “Jadwal Diet DM”.
Aplikasi Android Jadwal Diet DM merupakan peng”Implementasian” dari Pedoman 3J diet DM yaitu Jadwal, Jumlah dan Jenis. Baik kita langsung menginstal aplikasi tersebut. Mula mula masuk ke goggle play dan masukkan key words “Jadwal Diet DM” dimana kita nanti akan menemukan tapilan beberapa aplikasi yang berhubungan dengan diet DM, seperti gambar di bawah ini. Klik dan lakukan instalasi aplikasi Jadwal Diet DM tersebut. Tentunya artikel ini tidak akan membahas secara detail aplikasi tersebut, hanya saja aplikasi tersebut memberi manfaat kepada diabetisi sebagai berikut :
fitur tambahan yang ada pada aplikasi ini seperti hasil laboratorium yang banyak berhubungan dengan penyakit diabetes melitus, informasi singkat mengenai olah raga yang baik dan benar untuk diabetisi, edukasi mengenai diabetes melitus dan tips dan monitoring yang berhubungan dengan iabetes melitus.
Akan tetapi masih banyak keterbatasan dan kelemahan dari aplikasi Jadwal Diet DM ini seperti :
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
a. Kesimpulan
Aplikasi Jadwal Diet DM merupakan salah satu alternative yang perlu di coba dalam penalaksanaan diabetes melitus terutama diet DM. Diaharapkan dari penerapan aplikasi ini adaah diabetisi dapat mengatur makanansehari hari dan selalu diingatkan waktu (Jadwal) , Jumlah dan Jenis makanan. Sehingga diabetisi dapat mengendalikan gula darahnya dan terhindari dari komplikasi. Hal ini menjadi perhatian penting dalam dunia kesehatan untuk terus memberikan perhatian dan kontribusinya kepada penderita penyakit kronis khususnya DM dalam melakukan manajemen diri untuk mencegah terjadinya komplikasi yang lebih lanjut.
Penerapan berbagai kemajuan teknologi bermanfaat untuk mengembangkan fasilitas dan sarana di bidang kesehatan. seperti perkembangan teknologi informasi dalam bidang kesehatan memberikan kontribusi yang sangat besar pada peningkatan derajat kesehatan masyarakat khususnya dalam perawatan pasien dengan penyakit kronis seperti DM. Banyak aplikasi kesehatan pada smartphone yang digunakan antara profesi kesehatan dan pasien, mendapatkan perhatian yang lebih dari hari ke hari. Aplikasi tersebut juga berperan penting dalam pemberian edukasi kepada pasien, manajemen diri dan monitoring kondisi pasien.
b. Rekomendasi
Negera Indonesia penggunaan smartphone berbasis android semakin meningkat, tidak hanya orang-orang dengan tingkat ekonomi ke atas saja tetapi hampir semua kalangan mampu memiliki fasilitas smartphone. Dengan melihat fenomena yang ada bukan tidak mungkin ini menjadi bahan pertimbangan kita semua sebagai tenaga kesehatan untuk meningkatkan kualitas pelayanana kesehatan terutama konsultasi gizi pada masyarakat secara luas dan terstruktur dengan memanfaatkan teknologi informasi ini dalam menerapkan pelayanannya kepada diabetisi (pasien) sehingga dapat dirasakan merata untuk seluruh masyarakat Indonesia. Selain itu dengan mudahnya mengakses aplikasi kesehatan yang lain yang sedang atau yang telah dikembangkan, maka masyarakat akan lebih mudah dan cepat untuk memperoleh informasi terkait dengan manajemen diri pada pasien DM sehingga diharapkan angka morbiditas dan mortalitas dapat ditekan.
Sejalan dengan hal tersebut maka petugas kesehatan juga senantiasa tidak henti-hentinya untuk selalu meningkatkan pengetahuannya terkait dengan informasi-informasi yang harus diketahui oleh masyarakat khususnya tentang penatalaksanaan DM