Setiap tanggal 3 Maret diperingati sebahai Hari Pendengaran Sedunia (World Hearing Day). Tahun ini WHO memberikan tema Check Your Hearing (Periksakan pendengaran Anda).
Indera pendengaran merupakan investasi masa depan. Gangguan indera pendengaran akan mengakibatkan gangguan komunikasi, pada anak akan menyebabkan gangguan penyerapan ilmu dan pembinaan masa depan. Pada dewasa akan sulit bersosialisasi, mencari / mempertahankan pekerjaan. Sayang sekali peran penting indera pendngaran masih kurang mendapat perhatian serius dari pemerintah dan masyarakat.
Fakta lain menyatakan bahwa sebagian besar rakyat Indonesia akan mengalami gangguan pendengaran dan ketulian jika tidak segera dicegah. Ini berdasar data WHO yang sangat emngejutkan, bahwa 360 juta (5,3%) penduduk dunia terkena gangguan pendengaran, setengahnya (180 juta lebih) berada di Asia Tenggara termasuk Indonesia, yang menduduki tempat ke 4 setelah Sri Lanka, Myanmar dan India. Data Indonesia menunjukkan prevalensi ketulian cukup tinggi yaitu 4,6 %, yaitu penyakit telinga 18,5 %, gangguan pendengaran 16,8%, ketulian berat 0,4%, populasi tertinggi di kelompok usia sekolah (7-18 tahun). Selain itu, menurut WHO bila tidak segera ditangani, pada tahun 2030 diperkirakan sebanyak 630 juta orang telah mengalami gangguan pendengaran total; dan hingga tahun 2050 angka tersebut dapat meningkat hingga lebih dari 900 juta orang. Beberapa faktor mempengaruhi peningkatan angka gangguan pendengaran di seluruh dunia adalah meningkatnya populasi global dan meningkatnya proporsi populasi lanjut usia.
Upaya promotif dan preventif yang dilakukan oleh KSM / Departemen THT-KL RSUP dr. Hasan Sadikin/ FK UNPAD, Komunitas dengan kerja sama berbagai pihak baik pemerintah, swasta, yayasan dan LSM selama ini antara lain:
Rangkaian kegiatan yang telah dilakukan pada tahun 2019 adalah:
Sumber: dr. Ratna Anggraeni, MKes., Sp.T.H.T.K.L (K)
Staf KSM THT-KL RSUP dr. Hasan Sadikin